JAKARTA – Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan mendukung pembangunan kesehatan di Indonesia, pemerintah Jepang menyatakan kesiapannya untuk mendukung program gizi anak di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta pada Senin (13/01).
Duta Besar Kenji menyampaikan bahwa Jepang sangat peduli terhadap isu kesehatan, terutama gizi anak-anak. “Kami melihat pentingnya investasi di bidang kesehatan untuk masa depan generasi muda. Oleh karena itu, Jepang berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam memperbaiki gizi anak-anak, terutama di daerah-daerah terpencil,” ujarnya.
Program dukungan yang ditawarkan oleh Jepang meliputi bantuan teknis dan finansial, pelatihan tenaga kesehatan, serta pengiriman ahli gizi. Selain itu, Jepang juga akan menyumbangkan alat dan teknologi kesehatan canggih untuk membantu memantau dan meningkatkan status gizi anak-anak di Indonesia.
Menteri Budi Gunadi Sadikin menyambut baik komitmen Jepang dan menegaskan bahwa kerja sama ini akan sangat membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai target penurunan angka stunting yang masih menjadi tantangan besar. “Kerja sama ini akan memperkuat upaya kami dalam memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” kata Menteri Budi.
Dalam kesempatan yang sama, kedua pihak juga menandatangani nota kesepahaman yang menjadi dasar bagi pelaksanaan program-program tersebut. Program ini diharapkan mulai berjalan pada pertengahan tahun ini, dengan pilot project di beberapa wilayah prioritas yang memiliki angka stunting tinggi.
Langkah Jepang ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk organisasi kesehatan dan masyarakat sipil. Mereka menilai bahwa dukungan dari Jepang akan memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan akan terjadi perbaikan signifikan dalam status gizi anak-anak Indonesia, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.(iTO)