Karanganyar, Jawa Tengah – Dalam upaya meningkatkan kesehatan anak dan mencegah stunting, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon mengadakan sebuah acara penting di Desa Gantiwarno, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Acara yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 10 Agustus ini mencakup penyuluhan rutin yang dilaksanakan di posyandu setiap dusun di desa tersebut, diakhiri dengan kegiatan inti di balai desa yang melibatkan demonstrasi masak serta pembagian Pangan Tambahan (PMT) kepada keluarga dengan anak balita.
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan cara-cara efektif untuk memastikan asupan gizi yang memadai bagi anak-anak. Para ahli gizi dan tenaga medis setempat menyampaikan materi tentang pola makan sehat dan pengenalan makanan bergizi yang dapat mendukung pertumbuhan optimal anak.
“Kegiatan ini menurut saya sangat penting untuk dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan. Selain dapat mengurangi angka kesakitan pada balita dan lansia, posyandu ini juga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi balita dan lansia di Desa Gantiwarno khususnya,” ungkap Rivaldi, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam acara tersebut.
Setelah melaksanakan penyuluhan di posyandu, kegiatan dilanjutkan dengan acara inti di balai desa. Di sini, warga desa diundang untuk mengikuti demonstrasi masak olahan ikan lele dan daun kelor yang dipandu oleh ahli gizi. Demonstrasi ini menunjukkan cara pengolahan bahan lokal yang kaya nutrisi dalam hidangan sehari-hari, dengan tujuan memberikan keterampilan praktis kepada ibu-ibu dalam menyiapkan makanan bergizi menggunakan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan mereka.
Selain demonstrasi masak, acara ini juga mencakup pembagian PMT kepada keluarga yang memiliki balita. PMT ini terdiri dari berbagai bahan makanan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Dengan adanya pembagian ini, diharapkan keluarga dapat lebih mudah mengakses makanan bergizi dan memperbaiki pola makan anak-anak mereka.
“Hasil dari demo masak olahan ikan lele dicampur dengan daun kelor menjadi bola-bola itu inovasi yang sangat kreatif dan ternyata rasanya enak. Tidak bau amis, saya sampai ketagihan mencicipi testernya,” terang Diah, salah satu peserta.
Acara ini mendapat sambutan hangat dari warga desa yang aktif berpartisipasi dan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap upaya pencegahan stunting. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, tenaga medis, dan masyarakat, diharapkan dampak positif dari kegiatan ini dapat dirasakan secara berkelanjutan dan membantu meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di desa ini.
“Terima kasih kepada penyelenggara kegiatan edukasi pencegahan stunting dengan dibarengi demo masak pengolahan ikan lele dan daun kelor. Acara ini sangat informatif dan memberikan wawasan baru tentang pentingnya mencegah stunting sejak dini. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan secara berkelanjutan agar semakin banyak masyarakat yang sadar dan teredukasi tentang bahaya stunting,” ungkap Ayu Chori, seorang peserta di acara inti.
Kegiatan ini merupakan contoh nyata dari keterlibatan mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesehatan di desa, sekaligus sebagai upaya mencegah stunting yang menjadi masalah serius di Indonesia.
Viki Rizkiyatussolihah
Universitas Muhammadiyah Cirebon