Pasuruan, 2 November 2024 – Operasi gabungan yang dilakukan oleh Satpol PP, Polsek, dan Polres Pasuruan di tempat hiburan malam Gempol-9 pada malam Minggu mendapat apresiasi dari Warsito, CEO PT Berita Istana Negara yang sedang berada di Pasuruan selama dua minggu terakhir.
Gempol-9 dikenal sebagai salah satu pusat hiburan terbesar di Pasuruan setelah Tretes, menyediakan layanan karaoke, minuman keras (miras), serta Ladies Companion (LC). Bersama dengan Tretes, kawasan ini menjadi destinasi hiburan utama di Kabupaten Pasuruan.
Warsito, yang berasal dari Solo, menyatakan bahwa Pasuruan sebagai Kota Santri juga memiliki daya tarik wisata melalui dua pusat hiburan tersebut. “Kenikmatan Kabupaten Pasuruan ini dapat ditemukan di dua pusat hiburan utama, yaitu Tretes dan Gempol-9,” ujarnya.
Operasi gabungan ini mencakup pemeriksaan identitas, penyitaan miras ilegal, dan pengawasan ketat untuk memastikan tidak ada anak di bawah umur di lokasi. Warsito mengapresiasi langkah tegas yang diambil oleh pihak keamanan untuk menjaga ketertiban.
“Kehadiran Satpol PP, Polsek, dan Polres dalam operasi ini adalah langkah positif. Saya berharap kegiatan semacam ini dilakukan secara rutin guna menjaga Pasuruan tetap aman dan berwibawa sebagai Kota Santri,” tambahnya.
Gempol-9 yang kini menjadi salah satu kawasan hiburan terbesar setelah Tretes, juga disoroti karena pengaruhnya terhadap citra religius Pasuruan. Meskipun menjadi daya tarik bagi pengunjung yang mencari hiburan malam, keberadaan tempat ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Beberapa tokoh mendesak agar izin operasional lokasi hiburan ini ditinjau ulang karena dianggap tidak selaras dengan budaya religius setempat.
Hingga berita ini ditulis, pemerintah daerah belum memberikan tanggapan resmi terkait keberadaan Gempol-9. Langkah apa yang akan diambil untuk mengawasi atau meninjau kembali izin operasi tempat hiburan ini menjadi perhatian bersama, terutama dalam menjaga citra Pasuruan sebagai Kota Santri.
Warsito, CEO PT Berita Istana Negara, mengungkapkan kekecewaannya atas operasi penertiban yang dilaksanakan malam ini. Menurut Warsito, operasi tersebut telah bocor terlebih dahulu sehingga efektivitasnya diragukan. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan operasi tersebut tampak hanya sebagai formalitas belaka tanpa dampak nyata bagi masyarakat.
“Kami mendapatkan informasi bahwa operasi tersebut sudah bocor sebelum dilaksanakan. Hal ini membuat kegiatan tersebut hanya sekedar formalitas tanpa hasil maksimal,” ujar Warsito saat ditemui di kantornya. Ia menyayangkan tindakan yang kurang serius dalam menangani isu tersebut.
Meski begitu, Warsito tetap memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang berupaya melakukan penertiban. Menurutnya, inisiatif untuk menggelar operasi tetap perlu diapresiasi, meski pelaksanaannya belum mencapai hasil yang diharapkan. Warsito berharap ke depan tindakan serupa bisa dilakukan lebih profesional dan serius tanpa ada kebocoran informasi agar tujuan utama penertiban bisa tercapai.
“Kami tetap menghargai upaya yang dilakukan. Semoga ke depan pelaksanaannya lebih baik dan sungguh-sungguh, agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Warsito juga mengimbau agar setiap pihak yang terlibat dalam operasi-operasi semacam ini menjaga integritas dan profesionalitas mereka. Ia mengingatkan bahwa tanggung jawab untuk melayani dan melindungi masyarakat harus selalu dijunjung tinggi tanpa ada intervensi yang dapat menggagalkan tujuan baik tersebut.
Operasi yang bocor ini menjadi sorotan di berbagai kalangan, yang turut mempertanyakan keseriusan pihak pelaksana. Warsito menekankan bahwa transparansi dan integritas sangat penting agar kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum dan ketertiban tetap terjaga.(TIM:Red)